Senin, 26 Desember 2016

laporan praktikum kimia analitik kromatografi kertas



LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Kromatografi Kertas
Oleh
Nama : Mayang Ratna Puri
                                                            NIM   : D1A151116
Partner
                                            Nama/NIM : Kristiyanti                        D1A151124
        Nama/NIM : Taufik Septian Hidayat     D1A151071




LABORATORIUM KIMIA ANALITIK JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2016




BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN PERCOBAAN


A.    Prinsip Percobaan
Berdasarkan partisi atau distribusi komponen.

B.     Tujuan Percobaan
Untuk memisahkan campuran.































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
                                                                                    
A.    Sejarah kromatografi
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan tulis, warna senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja terjadi dalam proses pemisahan ini. Tswett sendiri mengantisipasi penerapan pada beraneka ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas, beberapa bidang sains mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1931, ketika pemisahan karoten tumbuhan dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorpsi menjadi meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam.
Seiring perkembangan zaman, terdapat 4 perkembangan utama yaitu :
1.      Kromatografi pertukaran ion dalam akhir dasawarsa 1930-an
2.      Kromatografi partisi dalam tahun 1941
3.      Kromatografi gas pada tahun 1952
4.      Kromatografi gel pada tahun 1959
Selain kemajuan utama ini, yang memberi mekanisme tambahan pada adsorpsi untuk mendistribusikan zat terlarut antara fase-fase stationen dan mobil,mucul juga modifikasi dalam geometri sistem kromatografi, seperti dalam kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis.
Perkembangan teoritis yang memungkinkan pemahaman tuntas akan proses kromatografi dan karenanya menjelaskan faktor-faktor yang menentukan penampilan kolom, pertama kali muncul dalam hubungan dengan kromatografi gas. Namun pandangan-pandangan tertentu diantaranya terbukti dengan penyesuaian yang cocok, sama menolongnya dengan memahami kromatografi dalam fase geraknya adalah cairan. Jadi sekitar tahun 1968 mulailah suatu revolusi dalam kromatografi cairan yang menjanjikan ketepatan dan efisiensi baru dalam memisahkan senyawa yang tak dapat dikerjakan dengan kromatografi gas.

B.     Pengertian kromatografi
Kromatografi adalah metode fisika untuk pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase, salah satunya merupakan lapisan stationer dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat cair (fluid) yang mengalir lambat (perkolasi) menembus atau sepanjang lapisan stationer tersebut.
C.    Macam-macam fase kromatografi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan teknik kromatografi. Kebanyakan berdasarkan pada jenis fase yang digunakan (fase gerak dan fase diam) misalnya kromatografi gas dan kromatografi cairan. Cara pengelompokkan lainnya berdasarkan teknik yang digunakan.
Disini metode kromatografi sebagian dikelompokkan berdasarkan macam fase yang digunakan dan sebagian lainnya berdasarkan pada mekanisme pada distribusi fase.
1. Kromatografi cairan-padat atau kromatografi serapan.
Ditemukan oleh Tswett dan dikenalkan kembali oleh Kuhn dan Lederer pada tahun 1931, telah digunakan secara luas untuk analisis organik dan biokimia. Pada umumnya sebagian isi kolom adalah silika gel atau alumina yang mempunyai angka banding luas permukaan terhadap volume sangat besar. Sayangnya hanya ada beberapa bahan penyerap, maka pemilihannya sangat terbatas. Keterbatasan yang lebih nyata pada kenyataan bahwa koefisien distribusi untuk serapan kerap kali tergantung pada kadar total. Hal ini akan menyebabkan pemisahan tidak sempurna.

2. Kromatografi cairan-cairan atau kromatografi partisi.
Dikenalkan ole Martin dan Synge pada tahun 1941, dan kemudian mendapatkan hadiah Nobel untuk hal itu. Fase diam terdiri dari lapisan tipis, cairan yang melapisi permukaan dari padatan inert yang berpori-pori. Ada banyak jenis kombinasi cairan yang dapat digunakan sehingga metode ini sangat berguna. Lebih lanjut koefisien distribusi sistem ini lebih tidak bergantung pada kadar, memberikan pemisahan lebih tajam

3. Kromatografi gas-padat
Digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu teknik tidak berkembang karena keterbatasannya sama seperti halnya kromatografi cairan-padat, tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fase padat baru memperluas panggunaan teknik ini.

4. Kromatografi gas-cairan
Merupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik lebih menyebabkan revolusi dalam kimia organik, sejak dikenalkan pertama kali oleh James dan Marthin pada tahun 1052. hambatan yang paling utama ialah bahan cuplikan harus mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa liter pada suhu kolom, sistem ini sangat baik sehingga dapat dikatakan sebagai metode pilihan dalam kromatografi karena saat memisahkan dengan cepat dan peka.

5. Kromatografi penukar ion
Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemu resin sintetik dengan sifat penukaran ion sebelum perang dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah dan asam amino.


6. Penyaringan gel
Penyaringan gel merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul-molekul dengan berat molekul antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan bentuk serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.

7. Elektroforesis
Elektoforesis merupakan kromatografi yang diberi medan lstrik disisinya dan tegak lurus aliran fase gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katoda dan anion menuju ke anoda,sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.

8. Kromatografi kertas
Pada kromatografi kertas senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian melarutkan secara terpisah.
Setetes dari larutan cuplikan yang mengandung sejumlah komponen yang dipisahkan dengan cara diteteskan pada daerah yang diberi tanda diatas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang dibuat. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang telah berisi pelarut sebagai fase gerak dimana ujung cuplikan tercelup (noda harus tidak tercelup, sedikit diatas permukaan pelarut). Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen-kpmponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, maka kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan metode kimia atau fisika. Cara yang biasa adalah menggunakan suatu pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Sering juga menggunakan cara deteksi dengan sinar ultra violet atau teknik radiokimia.
Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, dengan menghitung factor retardasi (Rf).

Rf =

D.    Prinsip kromatografi
Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul yaitu :
1.      Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)
2.   Kecenderungan suatu molekul untuk larut dengan suatu serbuk bahan padat (absorbsi)
3.   Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas)
Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan pada situasi dinamik (bergerak) yaitu dengan melakukan pengaliran dan selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan, absorbsi atau penguapan.






BAB III
ALAT BAHAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


A.    Alat
1.      Beaker glass
2.      Kaca arloji
3.      Kertas saring
4.      Penggaris
5.      Pipa kapiler

B.     Bahan
1.      Metil alcohol 10 mL
2.      Etanol 95% 10 mL
3.      Amoniak 2M 10 mL
4.      Curcumin

C.    Prosedur Percobaan
1.      Siapkan 3 macam pelarut yaitu 10 mL amil alcohol, 10 mL etanol 95% dan 10 mL amoniak 2M, tuangkan ke dalam beaker glass 300 mL dan tutup dengan kaca arloji. Biarkan selama 5 menit agar atmosfir dalam beaker glass menjadi jenuh oleh uap pelarut untuk meningkatkan daya pelarut.
2.      Siapkan kertas saring yang telah dipotong berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3cm × 10cm kemudian buatlah garis dengan pensil dari ujung atas dan ujung bawah masing-masing 2 cm.
3.      Totolkan sampel pada bagian tengah garis ujung bawah yang telah dibuat dengan menggunakan pipa kapiler, biarkan noda mengering kemudian totolkan sampel sekali lagi.
4.      Masukkan kertas saring tersebut ke dalam beaker glass dan pastikan meniskus pelarut berada di bawah garis noda. Beaker glass ditutup dan biarkan pelarut bergerak ke atas sepanjang kertas saring dan jangan biarkan pelarut mencapai ujung kertas.
5.      Jika pelarut hendak mendekati ujung atas kertas saring maka segera keluarkan kertas dari beaker glass dan beri tanda posisi pelarut dengan pensil kemudian biarkan kertas saring mongering.
6.      Hitung Rf dari masing-masing komponen.







BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Percobaan
Diketahui :
·         Jarak tempuh komponen dari tempat penetesan = 5,7 cm
·         Jarak tempuh pelarut dari tempat penetesan = 6 cm
      Ditanyakan : Rf (factor retardasi) ?
      Jawab :
        Rf =
          =  = 0,95 cm

B.     Pembahasan
Kromatografi kertas merupakan analisis kromatografi dengan kertas sebagai penyerap selektif dapat sebagai sobekan kertas yang bergantung dalam larutan contoh atau sebagai lingkaran yang pada pusatnya ditempatkan larutan yang akan dianalisis.
Pada percobaan ini, Kromatografi kertas terbagi dalam 3 tahap yaitu tahap penotolan, pengembangan dan identifikasi. Di mana fase diamnya adalah air yang terikat pada kertas (selulosa) dan fase geraknya adalah larutan pengembang dari campuran air.
Pada tahap penotolan, kertas saring yang digunakan adalah kertas saring whatman karena mempunyai pori - pori yang besar sehingga noda dapat merembes dengan cepat dan teratur. Garis awal pada kertas dengan menggunakan pensil karena pensil terbuat dari grafit yang tidak larut dalam eluen sedangkan jika tinta pulpen maka tinta pulpen akan larut yang dapat mengganggu penampakan noda. Penotolan curcumin diusahakan tidak terlalu banyak karena akan mempengaruhi besar spot. Spot yang terlalu besar tidak baik untuk penampakan noda karena nodanya dapat melebar kesamping atau ke bawah.
Pada tahap pengembangan, kertas yang berisi totolan dimasukkan ke dalam larutan pengembang. Totolan cuplikan diusahakan tidak terendam dalam eluen karena akan melarut dalam pelarut dan menjadi rusak sehingga tidak dapat diidentifikasi lagi. Kertas tidak boleh menyentuh dinding wadah karena dapat mempengaruhi perambatan noda.
Pada tahap identifikasi didapatkan jarak tempuh komponen dari tempat penetesan 5,7 cm dan jarak tempuh pelarut dari tempat penetesan 6 cm sehingga didapatkan Rf 0,95 cm.







BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa kromatografi kertas merupakan jenis kromatografi cair-cair, di mana fase diamnya adalah lapisan tipis air yang terserap oleh kertas. Kromatografi kertas terbagi dalam 3 tahap yaitu tahap penotolan, pengembangan dan identifikasi. Pada percobaan ini, fase diamnya adalah air yang terikat pada kertas (selulosa) dan fase geraknya adalah larutan pengembang dari campuran amoniak,metyl alkohol dan alkohol 95%. Didapatkan jarak tempuh komponen dari tempat penetesan 5,7 cm dan jarak tempuh pelarut dari tempat penetesan 6 cm sehingga didapatkan Rf 0,95 cm.





















DAFTAR PUSTAKA


http://www.chem-istry.org/ materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_kertas












LAMPIRAN

A.      Saat tahap pengembangan



B.     Hasil 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar